Selasa, 17 Juni 2008

Ucapan Terima Kasih

Assalamualaikum...........


Tiada kata yang akan saya ucapkan selain kata "Syukur dan Terima Kasih" yang sebesar-besarnya kepada Bapak Darsana Setiawan, selaku Dosen Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan ilmunya kepada saya. semoga apa yang bapak berikan dan saya terima ini akan selalu bermanfaat saat ini ataupun dikemudian hari. Amiin....



Wassalam.........

Selasa, 29 April 2008

Tugas Perkembangan 1

Carilah informasi tentang Landasan Sosial Budaya dan Landasan IPTEK bagi aktivitas Bimbingan Karier.

1. Landasan Sosial Budaya

Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak “dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor dengan klien, yang mungkin antara konselor dan klien memiliki latar sosial dan budaya yang berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan. Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang. Stereotipe cenderung menyamaratakan sifat-sifat individu atau golongan tertentu berdasarkan prasangka subyektif (social prejudice) yang biasanya tidak tepat. Penilaian terhadap orang lain disamping dapat menghasilkan penilaian positif tetapi tidak sedikit pula menimbulkan reaksi-reaksi negatif. Kecemasan muncul ketika seorang individu memasuki lingkungan budaya lain yang unsur-unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yanmg berlebihan dalam kaitannya dengan suasana antar budaya dapat menuju ke culture shock, yang menyebabkan dia tidak tahu sama sekali apa, dimana dan kapan harus berbuat sesuatu. Agar komuniskasi sosial antara konselor dengan klien dapat terjalin harmonis, maka kelima hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.

Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya (2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.

2. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.

Sejak awal dicetuskannya gerakan bimbingan, layanan bimbingan dan konseling telah menekankan pentingnya logika, pemikiran, pertimbangan dan pengolahan lingkungan secara ilmiah (McDaniel dalam Prayitno, 2003).

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”. Beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi perkembangan teori dan praktek bimbingan dan konseling, seperti : psikologi, ilmu pendidikan, statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi, manajemen, ilmu hukum dan agama. Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan konseling, baik dalam pengembangan teori maupun prakteknya. Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan melalui pemikiran kritis para ahli, juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelitian.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier dan bimbingan dan konseling pendidikan. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula, bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.

Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor didalamnya mencakup pula sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakan oleh McDaniel (Prayitno, 2003) bahwa konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan penelitian.

Berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia, Prayitno (2003) memperluas landasan bimbingan dan konseling dengan menambahkan landasan paedagogis, landasan religius dan landasan yuridis-formal.

Tugas Perkembangan 2

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dan lingkungan.



Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah laku keterampilan, kecakapannya, kemampuannya, daya reaksinya, dan daya penerimaannya.

Jadi belajar adalah sebuah proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.

  1. Teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek–aspek mental. Dengan kata lain, Behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

Teori belajar behavioristik merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons yang menyebabkan siswa mempunyai pengalaman baru. Aplikasinya dalam pembelajaran adalah bahwa guru memiliki kemampuan dalam mengelola hubungan stimulus respons dalam situasi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.

Adapun tokoh-tokoh dalam teori belajar behavioristik:

  1. Edward Lee Thorndike (1874-1949)

2. Burrhus Frederic Skinner (1904- 1990)

3. Ivan Petrovich Pavlov (1849- 1936)

4. Robert Gagne (1916- 2002)

5. Albert Bandura (1925- masih hidup sampai sekarang)

Konsekuensinya teori behavioristik adalah para guru yang menggunakan paradigma behavioristik akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap shingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai

siswa disampaikan secara utuh oleh guru.

  1. Teori Belajar Kognitif

Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Menurut Piaget aspek aspek perkembangan kognitif yaitu

(1) sensory motor;

(2) pre operational;

(3) concrete operational dan

(4) formal operational

  1. Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.

Transfer dalam Belajar yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaratertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.

  1. Teori Belajar Konstruktivisme

Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme, sedangkan teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif. Sama halnya dengan setiap organisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang. Proses tersebut meliputi:

1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori utnuk mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.

2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.

3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi.

4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata). Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.


Buatlah suatu instrumen wawancara atau daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui: motif dan motifasi siswa, potensi bawaan siswa, pengaruh lingkungan belajar siswa, dan keunikan pribadi siswa.

Daftar Pertanyaan:

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-ragu (R), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).

  1. Saya akan giat belajar di rumah meskipun tidak ada PR atau ulangan
  2. Saya senang membaca buku pelajaran sendiri walaupun tidak ada perintah dari guru.
  3. Saya tidak pernah menunda mengerjakan tugas atau PR yang diberikan oleh guru.
  4. Saya akan rajin belajar jika ditemani oleh orang tua.
  5. Suasana belajar yang ramai atau berisik membuat saya tidak bias belajar atau terganggu.
  6. Keadaan kelas yang bersih membuat saya lebih bersemangat dalam belajar.
  7. Saya tidak akan tenang dan tidak bias tidur jika belum selesai mengerjakan tugas atau PR.
  8. Saya lebih menyukai pelajaran exact (berhitung) daripada pelejaran social (menghapal).

Selasa, 01 April 2008

Permasalahan yang terjadi pada anak SMP Kelas VII

Permasalahan pad Anak SMP Kelas VII


Perkembangan adalah suatu proses yang dilalui oleh setiap individu dalam seumur hidup. Perkembangan remaja terbagi menjadi tiga yaitu: Perkembangan remaja awal, madya dan akhir. Perkembangan yang terjadi pada anak SMP Kelas VII merupakan perkembngan remaja awal, sekitar umur 11/12 sampai 13/14 tahun.


Lalu permasalahan apa yang sering terjadi pada masa Remaja Awal, terutama pada Anak SMP Kelas VII?



Sub Tugas Perkembangan: Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadp perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.

Bidang Bimbingan: Bimbingan Pribadi.

Rumusan Kompetensi:

1. Memahami perubahan fisik dan psikisnya yang terjadi pada diri sendiri.

2. Menerima perubahan fisik dan psikisnya yang terjadi pada diri sendiri.

3. Memahami pola hidup sehat.

4. Menjalankan pola hidup sehat.

Materi Pengembangan Kompetensi:

1. Fakta perubahan fisik dan psikis remaja.

2. Contoh-contoh sikap peneriman terhadap perubahan fisik dan psikis

3. a. Konsep pola hidup sehat.

b. Contoh-contoh pola hidup sehat

4. a. Cara-cara upaya mengembangkan kondisi hidup sehat.

b. Praktik cara-cara mengupayakan pengembangan kondisi hidup sehat.


Perkembangan yang sering nampak pada anak SMP Kelas VII di sekolah, yang merupakan peralihan dari masa kanak-kanak (SD) ke masa remaja awal (SMP) yang diperkirakan sekitar umur 11/12 sampai 13/14 tahunmulai memiliki permasalahan atau gejala yang beragam. Masa anak-anak yang akan menginjak masa remaja awal dianggap sebagai gejala (masa negatif).
Permasalahan:
  • Anak SMP kelas VII yang mulai mengalami perubahan jasmaninya yang nampak dari luar dan perubahan organisnya yang dengan cepat menuju masa kematangan, harus sudah siap. (pada anak perempuan menstruasi yang pertama).
  • Kondisi anak itu yang tidak tenang, mudah lelah, bersikap aneh dan risau, suasana hati yang murung dan pesimistik, membuat anak menjadi malas untuk bekerja atau belajar dan tidak mau untuk bergerak (aktif).
  • Anak yang terkadang salah dalam menyikapi dirinya sendiri karena terjadinya perubahan yang secara tiba-tiba.

Solusinya:

Sebagai seorang guru, perubahan yang terjadi pada diri anak didiknya dalam rangka memsuki masa remaja awal, maka harus ditangani dengan serius, butuh penanganan khusus agar tidak terjadi kesalahan untuk kedepannya. Seorang guru dengan sikap terbuka dan lembut harus menjelaskan secara matang tentang tugas-tugas perkembangan yang terjadi pada saat itu dan memberikan pengarahan secara benar tentang perkembangan yang terjadi pada dirinya juga sikapnya. Seorang guru juga harus menanamkan ajaran atau kaidah-kaidah tentang ajaran agama karena akan mempengaruhi sikap dan hubungan dalam bergaul (sosialnya) di masyarakan. dan anak itu juga harus memahami bahw sudah muai berfungsinya (matang) organ-organ seksualnya.

Selasa, 25 Maret 2008

Perkembangan Psikologi Remaja dan Identitasnya

Psikologi Perkembangan Remaja


Psikologi perkembangan
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam prosesperkembangannya di mulai darimasa pranatal (dalam kandungan) sanpai dengan masa usia lanjut atau tua.

Perkembangan merupakan sebagai suatu proses yang dilalui oleh setiap individu seumur hidup. Perkembangan tidak berakhir dengan tercapainya kematangan fisik. Perkembangan adalah suatu proses yang berkesinambungan. Perubahan dapat terjadi pada badaniyah yang terjadi sepanjang hidup, mempengaruhi sikap, proses kognitif dan perilaku individu. Jenis maslah yang dihadapi dan yang harus di atasi oleh setiap periode atau fase juga berbeda-beda dan berubah.

Perkembangan Remaja (Adolescence)
Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, masa yang penuh akan kesulitan. Pada masa ini, remaja itu akan ke arah kematangan seksualitasnya, memantapkan identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga dan menghadapi tugas menemukan cara mencari mata pencaharian.
Masa remaja yang merupakan suatu tahap transisi menuju ke status orang dewasa mempunyai beberapa keuntungan. Tahapan transisi akan memberikan remaja itu suatu masa yang lebih panjang untuk mengembangkan berbagai keterampilan srta untuk mempersiapkan masa depan. Akan tetapi, masa itu akan cenderung menimbulkan masa pertentangan (konflik), kebimbangan antara ketergantungan dan kemandirian. Sulit untuk merasakan bahwa remaja tersebut mampu sepenuhnya untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan arti lai9n,jika orang tua selalu memanjakan dengan memberikan dan menyediakan semua fasilitas kebutuhannya, maka remaja tersebut akan mengalami ketergantungan kepada orang tuanya dan sulit untukmenjadi pribadi yang mandiri.

Mencari Identitas
Tugas penting yan harus dihadapi p[ara remajaadalah mengembangakan persepsi identitas dari (sens of individual identity) – untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan “siapa saya ?” dan “kemanakah saya akan pergi?”.
Persepsi identitas para remaja berkembang secara perlahan-lahan melalui berbagai identifikasi masa kanak-kanak. Nilai dan standar moral anak-anak sebagian besar merupakan cerminan dari nilai dan standar orang tua terhadap mereka; perasaan harga diri yang terutama berasal dari pandangan orang tua terhadap mereka. Peralihan para remaja ke dunia sekolah lebih penting, seperti perkataan/pujian dari seorang guru dan orang dewasa lainnya. Hal ini didukung oleh pendapat Erik Erikson yang mengatakan bahwa,”perkembangan psikologi setiap individu bergantuang pada hubungan sosial yang terbentuk pada berbagai masa dalam kehidupan”.
Masalah akan muncul dan bahkan menjadi konflik besar jika, pandangan dan nilai orang tua terhadap remaja sangat bertolak belakang dengan pandangan/nilai dari teman sebayanya, hal ini akan membuat para remaja mengalami “kebingungan peran” (role confusion). Salah satu cara pendekatan terhadap masalah identitas adalah dengan m\encoba berbagai peran dan cara berprilaku. Para ahli percaya bahwa masa remaja sebaiknya merupakan masa bereksperimen peran pada waktu di mana anak muda dapat bereksplorasi dengan ideologi dan minat yang berbeda.
Pencarian identitas para remaja dapat dipecahkan dengan berbagai cara. Bagi beberapa remaja,”krisis identitas” mungkin sama sekali tidak terjai, mereka ini adalah tipe remaja yang menerima nilai-nilai orang tuamereka. Berbeda dengan remaja yang menganut “identitas menyimpang”, yaitu identitas yang bertentangan dengan niali-nilai dalam masyarakat. Dan ada juga remaja yang mungkin melalui masa kebingungan identitas yang lebih panjang dan mengalami kesulitan “menemukan diri mereka”, yang pada akhirnya di dapat setelah melalui berbagai uji coba.


Perkembangan Seksual
Persoalan yang sangat mengganggu para remaja adalah perkembangan seksual. Permulaan masa remaja biasanya ditandai oleh kematangan seksual,dalamarti lain organ-organ seksualnya sudah dapat berfungsi semuanya untuk mengembangkan keturunannya. Tanda pada remaja putri adalah menstruasi yang pertama,diikuti dengan dada dan pinggul membesar. Sedangkan pada remaja laki-laki adalah air maninya sudah cukup matang,diikuti dengan suara membesar,timbul jakun dan otot-otot mulai tumbuh. Perkembangan yang sangat cepat itu menuntut penyesuaian tingkah laku yang cepat juga. Akan tertapi, pada umumnya penyesuaian tingkah laku tidak dapat mengimbangi kecepatan pertumbuhan.oleh karena itu, sering kita jumpai remaja yang tingkah launya serba canggung, tubuhnya sudah besar, tetapi perbuatan dan sifatnya masih seperti anak kecil.


Sumber:
- Rita L. Atkinson, dkk., Pengantar Psikologi, edisi kedelapan, Jakarta: PT. Erlangga, 1983
- Dr, Sarlito Wirawan Sarwono., Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2000

Senin, 17 Maret 2008

Silabus Bimbingan Konseling SMA

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tahun Pelajaran : 2006 - 2007

Sekolah : SMA Negeri 60 Jakarta
Kelas : XII
Semester: 5

Sub Tugas Perkembangan :
Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

BIDANG BIMBINGAN KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN MATERI PELAYANAN BK KEGIATAN KETERANGAN LAYANAN PENDUKUNG PENILAIAN 1 2 3 4 5 6 7

Pribadi :

1.Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa
2.Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baikdalam
kehidupan sehari- hari maupun untuk perannya di masa depan

Sosial :
Aspek- aspek dalam kehidupan beragama

Belajar:
Usaha berfikir dan meng- optimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala

Karier:
Aspek-aspek bekerja dan pengembangan karier dalam kehidupan beragama
1.Memiliki keyakinan dan ketagwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya
1.1. Memahami diri sendiri dan eksistensi diri manusia sebagai machluk Tuhan
1.2. Mensinergikan dzikir, fikir dan ikhtiar

2.Memiliki dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan
2.1. Menyadari tugas dan kewajibannya sebagai mahluk Tuhan YME
2.2. Membangkitkan rasa spiritual dan rasa bertanggungjawab untuk memikirkan peran sendiri dalam kehidupan ini
2.3. Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu
2.4. Menghiasi diri dengan sifat-sifat unggul


1. ESQ Mendasari Perencanaan Masa Depan
1.1. Kesuksesan individu dalam kariernya,
akan diawali adanya suatu perencanaan masa depan yang didasari adanya kecerdasan emotional dan sprititual (esq). Dan individu dikatakan sukses , bilamana yang bersangkutan berguna baik bagi dirinya maupun bagi orang lain Kesuksesan yang dimaksud meliputi; akademis dan non akademis, talenta dan pengalaman Pemahaman EQ (Emotional Quotient)
* Sukses akademis ; mampu menyelesaikan studi lanjut S1,S2,S3 hasil karyanya dapat bermanfaat dan diakui bagi orang lain (dokter, guru, desainer.dll)
* Sukses non akademis ; hasil karyanya yang diperoleh dari pengembangan diri tanpa melalui jenjang perguruan tinggi, dapat dipergunakan dan diakui manfaatnya oleh orang lain (penjahit, kapster,dll.)
* Sukses talenta ; keberhasilannya dari pengembangan bakat yang dimiliki (penyanyi, pegulat, dll)
* Sukses pengalaman ; keberhasilan yang diperoleh dari kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh.

A. Dimensi IQ, EQ, SQ pada satu garis orbit God Spot

Setiap individu secara garis besar memiliki kemampuan intelektual, emosi dan spiritual
• Kecerdasan Intelektual ; kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta efektiv dalam mengolah dan menguasai lingkungan dengan menggunakan akal logika.
• Kecerdasan Emosi ; kemampuan memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi serta mampu mengendalikan dorongan hati, mengatur serta memelihara suasana hati
• Kecerdasan Spiritual ; kemampuan individu dalam menjalin hubungan dengan Tuhannya, mampu berpikir kreatif, berwawasan jernih dan berisikan suara hati

ESQ (Emotional Spiritual Quotient) adalah mekanisme me “manage” ketiga dimensi Inteltual, Emotional dan Spiritual.

Tugas 1:
Siswa diberikan tugas , menuliskan kunci kata hati ; 10 sifat positp dan 10 sifat negatip dan tanggapan

Tugas 2 :
Siswa diberikan tugas menilai diri sendiri secara jujur , bila mencapai 100 berarti memiliki SQ yang luar biasa.

B. ESQ Sebagai Dasar Perencanaan Masa Depan

ESQ diperlukan oleh setiap individu agar dapat bertindak arif –bijaksana , dapat menyikapi segala sesuatu dengan lebih jernih dan cenderung mengisi kehidupan dengan bermakna.

Tugas 3 :
Siswa diberikan tugas meneliti barometer suasana hati dengan aplikasi dan realitas yang terdapat pada diri sendiri.

Kecakapan hidup yang dapat
dikembangkan pada kegiatan ini, adalah :
• Pengembangan eksistensi diri sebagai machluk Tuhan, sosial dan lingkungan
• Kesadaran potensi diri dan dorongan untuk mengembangkannya.

1. Informasi
2. Orientasi
3. Pembelajaran
4. Konseling Kelompok
5. Konseling Individu
1. APIB (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan) Non Tes
2. Alih Tangan Kasus Non Tes:
1) format isian 10 sifat positif dan 10 sifat negativ yang dimliki serta tanggapan
2) format isian penilaian diri sendiri
3) format Tes SQ, dorongan Suara Hati
3. Alih Tangan kasus
(bagi siswa yang memerlukan memperoleh pelatihan ESQ secara pribadi maupun kelompok)
1. Laiseg (Penilaian segera)
2. Laijapen (Penilaian jangka pendek)
3. Laijapang (Penilaian jangka panjang)
1. Laiseg (Penilaian segera)
mengetahui kunci kata hati ; 10 sifat positif –negatif
2. Laijapen (Penilaian jangka pendek)
penilaian diri sendiri secara jujur, bila perolehan nilai 100, siswa memiliki SQ yang luar biasa
3. Laijapang (Penilaian jangka panjang)
siswa ada pada satu garis orbit, dimensi spiritual bersifat universal 1.Alokasi waktu:
awal tahun pelajaran (Juli / Agustus 2006)

2. Sumber Belajar

a) Buku Modul BK kelas kelas III ’03, kelas XII ’04 , kelas XII ‘06
b) Internet mailinglist ESQ L.C.
c) Pelatihan ESQ.
d) Seminar ESQ Learning Super Memory

3. Kerjasama:

a) GP/ Konselor lainnya
b) Guru Agama Rohis dan Rokris
c) Wakasek Sarana Prasarana
d) Wakasek Kesiswaan
e) Mengundang pakar ESQ khusus untuk remaja

Sub Tugas Perkembangan :
Mengembangkan penguasaan ilmu , teknologi dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karier dan melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam masyarakat yang lebih luas.
1 2 3 4 5 6 7

Pribadi :
Pengembangan kemampuan mengenali dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya

Belajar:
1. Pemantapan kebiasaan disiplin belajar sebagai pengembangan kemampuan akademik/ kognisi dan berlatih/ psikomotor, baik secara mandiri maupun berkelompok
2. Pemantapan penguasaan materi program belajar di SMA sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.

Karier :
1.Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan
2.
Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untu memenuhi kebutuhan hidup

Sosial:
1. Orientasi tentang hidup berkeluarga
2. Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah ; pada guru dan nara sumber lainnya, ditempat latihan/ kerja/ unit produksi maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai adat-istiadat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku 1. Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik/ psikomotor, berkarya dan mengalihgunakan ilmu, teknologi dan seni untuk hidup di masyarakat lokal, nasional, regional dan internasional
1.1. Paradigma belajar sepanjang hayat dan sejagat hayat
1.2. Usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir akan mencapai meta kecerdasan
1.3. Memahami kecenderungan karir yang hendak dikembangkan
1.4. Memiliki orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan 2. Perencanaan Karier

Setelah lulus SMA ? diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapainya, diperlukan perencanaan “Kemana setelah lulus SMA ?”
Ada 4 alternatif pilihan:
(A) Melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, (B) Mengikuti kursus / pelatihan, (C) Memasuki dunia kerja, (D) Memasuki kehidupan berkeluarga

(A) Merencanakan Kelanjutan Studi ke Jenjang Pendidikan Tinggi

Didalam agama dikatakan ; setiap insan “belajar sepanjang hayat”; Usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir mendatangkan pahala. Kemiskinan sangat beresiko besar kepada kekufuran (melemahnya / hilangnya keimanan). Mengandung “makna” bahwa setiap insan wajib menuntut ilmu, harus memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran potensi diri.

Beberapa informasi mengenai perguruan tinggi sbb:
1. Status dan Akreditasi Perguruan Tinggi :
a) Status Terdaftar ; Diakui atau Disamakan diberikan kepada program studi perguruan tingi swasta
b) Status Terakreditasi ; Diakui atau Nir-Akreditasi , diberikan kepada semua perguruan tinggi

2. Jalur dan Jenjang Pendidikan di Perguruan Tinggi
a) Jalur Akademik (biasanya disebut jenjang Sarjana / S1), lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan serta pengembangannya
b) Jalur Profesional (sering disebut jenjang diploma) , lebih menekankan pada penerapan keahlian tertentu

3. Jenis Perguruan Tinggi
a) Universitas ; Sifatnya umum, terdiri dari berbagai fakultas- fakultas dan jurusan-jurusan . Menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan tertentu
b) Institut ; Sifatnya lebih khusus terdiri dari fakultas- fakultas dan jurusan yang menghasilkan keahlian sejenis. Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam kelompok ilmu pengetahuan sejenis
c) Sekolah Tinggi ; Mempunyai kekhususan satu bidang keahlian.Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu
d) Akademi ; Bersifat non gelar. Menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan tertentu
e) Politeknik ; Bersifat non gelar .
Menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.

4. Sistem Penerimaan Mahasiswa
a) Secara non tes ; melalui PMDK (Penelusuran Minat dan Bakat) , PPKB (Program Pemerataan Kesempatan Belajar) , PSSB (Program Seleksi Siswa Berpotensi) , PBUD (Penelusuran Bibit Unggul Daerah) dsb.nya.
b) Secara Tes / Ujian Tulis , melalui SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru)

5. Sistem Belajar Di Perguruan Tinggi
Dikenal dengan sistem kredit semester / SKS . Jumlah SKS pada setiap jenjang pendidikan berbeda

Tugas 1:
Siswa berdiskusi (4-5 orang). Mengumpulkan informasi ; jurusan, mata kuliah, jenjang studi / strata serta prospek masa depan.Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 2 :
Sisw memilih 3 jurusan kelanjutan studi yang diminati.

6. Perguruan Tinggi Kedinasan
Perguruan Tinggi dibawah departemen selain Departemen Pendidikan Nasional
Tugas 3 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi perguruan tinggi kedinasam; tempat alamat, syarat pendaftaran, mata kuliah yang dipelajari dan prospek masa depan . Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 4 :
Siswa menuliskan pilihan perguruan tinggi kedinasan dan kemungkinan hambatan yang dihadapi bagi yang berminat

7. Studi Ke Luar Negeri
Sudah lumrah bagi yang berminat dan memiliki dukungan mewujudkannya. Ada beberapa hambatan a.l.:
a) Bahasa b) Biaya Pendidikan , c) Program Keahlian Yang Dipilih

Tugas 5 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi perguruan tinggi diluar negeri melalui media cetak, elektronik, internet maupun pameran pendidikan atau datang ke kedutaan negara asing; Dan tuliskan hasil diskusi menurut opini masing-masing

(B). Mengikuti Kursus / Pelatihan
Diawali dengan meningkatkan kecakapan hidup untuk dapat dijadikan modal bekerja / berwiraswasta dengan memasuki kursus keterampilan / pelatihan dan dipilih sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki

Tugas 6 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi tempat alamat, fasilitas yang ada dan prospek masa depan Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 7 :
Siswa menuliskan dua jenis kursus keterampilan yang diminati

(C). Memasuki Dunia Kerja
Bekerja merupakan kebutuhan manusia agar keadaan dirinya lebih baik dan nyaman dalam menjalani kehidupannya dengan memperoleh sumber penghasilan. Tidak semua siswa melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, karena adanya berbagai alasan, maka dunia kerja menjadi pilihan.
Tahapan untuk memasuki dunia kerja, al:
1) mencari lowongan
a).mendaftar ke Depnaker
b).membaca koran, lihat iklan lowongan kerja/ media cetak
c).bergaul dengan orang yang sudah bekerja untuk menumbuhkan motivasi kuat mencari kerja
d).melihat informasi melalui media elektronik (TV, Internet,dll.)
e).mengunjungi pameran bursa kerja
f).memantapkan rasa percaya diri dan mempromosikan kemampuan yang dimiliki
ditindak lanjuti dengan mempersiapkan berkas persyaratan yang diminta
a).fotokopi STTB
b).fotokopi KTP
c).surat lamaran dan riwayat hidup
2) mengikuti seleksi
a).administrasi, b) akademis, c) psikotes
d).wawancara, e).kesehatan

Tugas 8 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi lengkap dengan persyaratan yang diminta (dalam bentuk kliping) Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 9 :
Siswa melakukan wawancara dengan orang yang berwiraswasta disekitar lingkungan tempat tinggal.

Tip menghadapi tes wawancara :

(D) Memasuki Kehidupan Berkeluarga
Menikah merupakan salah satu alternatif pilihan setelah lulus SMA, namun perlu dipertimbangkan kembali kemungkinan banyaknya hambatan dan tantangan.

Tugas 10 :
Siswa diminta menuliskan opini mengenai perkawinan diusia dini

Tugas 11 :
Siswa diminta menuliskan tiga (3) pilihan cita-cita / karier

Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini adalah :
Pengembangan berfikir dan bernalar, penggalian dan pengolahan informasi secara cerdas. 1.
Orientasi

2. Informasi
3. Pembelajaran
4. Penempatan dan Penyaluran
5. Konseling ndividu

1. APIN (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan) non tes:
1) format isian pilihan program studi jurusan alamat dan prospek masa depan
2) tiga pilihan progam studi
3) hasil diskusi perguruan tinggi kedinasan
4) tiga pilihan perguruan tinggi kedinasan
5) pemberian pendapat studi di luar negeri
6) hasil diskusi lembaga / kursus keterampilan / BLK
7) perolehan informasi dua tempat BLK
8) Lowongan pekerjaan
9) laporan hasil wawancara orang ber wiraswawta

2.HPDT : (Himpunan Data):
alat peraga tip menghadapi wa
APIN :
10) Opini menikah di usia remaja
11) tiga pilihan karier
1. Laijapen (pemilaian jangka pendek)
(merupakan proses dan perlu orientasi diri),
siswa mencari informasi, membuat klping, dll. Sejenis
2. laijapen (penilaian jangka pendek)
dalam proses memperoleh berbagai informasi dan menghubungkannya dengan cita-cita / karier
3. Laijapang (penilaian jangka panjang)
dalam proses orientasi diri, siswa perlu dipandu secara berkesinambungan sampai dengan satu semester , bahkan dapat sampai dengan satu tahun/ melepas kelulusan siswa 1.
Alokasi waktu :
Agustus/ September 2006

2. Sumber belajar :
a) Modul BK kelas III ’03,kelas XII ’04 , kelas XII ‘ 06
b). Media cetak / surat kabar/ ilan lowongan kerja
c). Media elektronik/ TV Internet informasi peluang kerja
d). Majalah, Higher Learning tentang kelajutan studi di Perguruan Tinggi

5. Brosur yang menginformasikan
a) tempat- tempat studi bisa diperoleh sewaktu ada pameran
b) tempat-tempat kursus

3.Kerjasama :
a). Wakasek Kurikulum
b). Wakasek kesiswaan
c). Institusi/ instansi negeri maupun swasta terkait/Psikolog

Sub Tugas Perkembangan :
Mencapai kematangan dalam pilihan karier.
1 3 4 5 6 7 8
Pribadi:
1. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usahapenanggulangannya
2. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan

Belajar :
1. Pemantapan disiplin belajar sebagai pengembangan kemampuan akademik/ kognisi dan berlatih/ psikomotor, baik secara mandiri maupun berkelompok
2. Pemantapan penguasaan materi
Program belajar di SMA dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian

Pribadi :
Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan- kegiatan kreatif dan produktif , baik dalam kehidupan sehari- hari maupun untuk perannya dimasa depan

Karier:
Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan
Menguasai pengetahuan dan keterampian akademik serta beretos belajar untuk melanjutkan pendidikan dan atau berkarya
Memiliki kematangan pola pikir dalam pengembangan kemampuan umum, dan akademik / kognisi
Memiliki keyakinan dan penghayatan kaidah keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME
1.1.Memahami siapa dan eksistensi diri manusia sebagai mahluk Tuhan YME.
1.2.Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu
Memiliki kematangan pola pikir dalam pengembangan kemampuan umum, dan akademik / kognisi

3. Analisis Potensi Diri
(A) Analisis Fisik untuk Memilih Karier
Kemampuan 1) Fisik, 2) Vokal, 3) Motorik atau Kontrol

Tugas 1 :
Siswa menuliskan ciri-ciri kemampuan fisik

Tugas 2 :
Siswa menuliskan tiga macam karier yang diminati beserta persyaratan fisik

Tugas 3 :
Siswa membuat kesimpulan antara kemampuan fisik dengan cita-cita pilihan karier

(B) Analisis untuk Memlih Karier
1) Kemampuan Akademik/
Kognisi merupakan perolehan nilai sebagai ukuran kemampuan individu dalam ulangan harian

Tugas 4 :
Siswa menganalisis kemampuan akademik yang dimiliki dengan menuliskan nilai hasil belajar

Tugas 5 :
Siswa menuliskan hasil tes psikologi yang telah diperoleh pada tahun sebelumnya (kelas X)

Tugas 6 :
Siswa berdiskusi dengan teman sebangku tentang hambatan / kesulitan yang dialami dalam menjalani pilihan program studi saat ini.

2) Kemampuan Khusus / Bakat
Bakat dimiliki oleh setiap individu yang dapat diketahui baik secara tes ialah ; DAT/ Differential Aptitude Test dirancang (oleh Benneth H, 1982) dan dipergunakan dalam konseling bagi siswa SMP dan SMA.
Tes bakat dibagi dalam bidang :
1) Verbal ; berpikir dan memecahkan masalah dalam bentuk kata-kata
2) Numerik ; berpikir dan memecahkan masalah dalam bentuk angka-angka
3) Skolastik ; gabungan verbal dan numerik , menjadi penduga yang baik bagi penyelesaian studi di PT
4) Abstrak ; memecahkan masalah dengan menggunakan diagram, pola / rancangan
5) Relasi Ruang ; mampu memvisualkan, mengamati, membentuk gambaran mental dari obyek- obyek dengan melihat pola dua dimensi, dan berpikir dalam tiga dimensi
6) Mekanik ; mampu memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam
7) Kecepatan dan Ketelitian Klerikal ; seberapa cepat dan teliti dalam menyelesaikan tugas-tugas menulis
8) Kemampuan Bahasa Indonesia ; seberapa baik pengertian dan keterampilan seseorang mengenal ejaan yang betul dan salah dalam bahasa Indonesia
9) Kemampuan Bahasa Asing ; seberapa baik seseorang mempunyai kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membuat penalaran analitis tentang bahasa

Tugas 7 :
Siswa menuliskan bakat yang menonjol

Tugas 8 :
Siswa berdiskusi tentang hubungan bakat dan cita-cita
TIP :
Bakat akan berkembang bilamana memperoleh kesempatan untuk berkembang

B. Genogram .
Ialah grafik tiga generasi yang menggambarkan asal-usul keluarga seseorang / individu ( = silsilah, bahasa Indonesia).
Genogram dapat digunakan sebagai alat pendukung dalam identifikasi perencanaan dalam rangka menganalisis dan memanfaatkan untuk pengembangan karier individu

Tugas 9 :
Siswa membuat genogram

Tugas 10 :
Siswa menuliskan karier dan bakat yang menonjol dari anggota keluarga masing-masing.

Tugas 11 :
Siswa menelaah bakat dan hasil tes bakat dan menghubungkan dengan cita-cita / karier.

Tugas 12 :
Siswa meminta pendapat masukan dari keluarga antara bakat dan cita-cita / karier.

4.Minat
Minat dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam merencanakan masa depan

Tugas 13 :
Siswa menuliskan empat cita-cita / karier yang diminati saat ini

Tugas 14 :
Siswa mengisi jawaban
inventory minat

Tugas 15 :
Siswa mengisi format dengan memindahkan angka-angka jawaban dan menjumlahkan pada tiap kelompok minat.

Tugas 16 :
Siswa membuat peringkat kelompok minat dan menghubungkan dengan cita-cita / karier.

Tugas 17 :
Siswa memasukan data hasil psikotes minat

Tugas 18 :
Siswa menganalisa hasil tes minat dan menghubungkan hasil inventory minat menghubungkan

5. Kepribadian :
Organisasi yang dinamis dalam diri individu. Dan ada beberapa tipe kepribadian ; 1) Realistis, 2) Intelektual, 3) Sosial, 4) Konfensional, 5) Usaha , 6) Artistik

Tugas 19 :
Menjawab pertanyaan inventory kepribadian, dengan memberi tanda positif (+), bila sesuai atau negatif (-) bila tidak sesuai dengan pilihan

Tugas 20 :
Siswa menuliskan tiga alasan pada setiap nomor yang dipilih, baik positif (+) maupun (-) negatif

Tugas 21 :
Siswa memindahkan semua tanda (+) dan (-) dan mencocokan dengan kunci jawaban.

Tugas 22 :
Siswa membuat peringkat inventory kepribadian

Tugas 23 :
Siswa menganalisa tiga peringkat tertinggi dan hubungkan dengan cita-cita / karier

Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini :
- Mengembangkan potensi diri, baik fisik maupun psikis
- Pengembangan untuk memilih karier yang sesuai dengan potensiyang dimiliki 1.
Informasi

2. Pembelajaran
3. Penempatan dan Penyaluran
4. Konseling Individu

1. APIN (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan) non tes: format isian
a) ciri-ciri kemampuan fisik
b) tiga macam karier yang diminati
c) kesimpulan kemampuan fisik hubngannya dengan cita-cita / karier
d) format isian analisis kemampuan akademik
2. HPDT (Himpunan Data)
Nilai ulangan harian, rapor, UUB, Try-Out
e) format isian menuliskan hasil psikotes
f) format isian hasil diskusi hambatan yang dialami dalam pilihan program studi

HPDT : ATK (AlihTangan Kasus)
bialamana perlu pendalaman materi

APIN: (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)
tes:
Progresive Matric dan / CFIT
non tes:
berupa format isian siswa hasil tes psikologi, jurusan yang disarankan, hasil diskusi kelompok , perihal pilihan program studi yang dipilih kini adakah kesesuaian antara IQ dengan cita-cita/ karier.

2. HPDT: (Himpunan Data)
hasil psikotes yang diperoleh dari biro konsultasi psikologi

3. ATK (Alih Tangan Kasus)
biro konsultasi psikologi, untuk melaksanakan tes IQ, Bakat dan Minat

APIN : (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)

Tes :
DAT (Diferential Aptitude Tes)/ tes bakat

Non tes :
* Format isian :
a) bakat, prestasi yang pernah dicapai
b) hubungan bakat dengan cita-cita/ karier
c) tanggapan teman ; hubungan bakat dan cita-cita / karier
d) memberikan keterangan genogram ; karier dan bakat yang menonjol dalam keluarga
e) hubungan cita-cita/ karier dengan bakat; dari hasil tes bakat dan genogram

HPDT :
a) bagan genogram (silsilah=bahasa Indonesia)
b) TIPS :
Bakat akan berkembang, bilamana memperoleh kesempatan untuk berkembang
1. Laiseg (penilaian segera)
a) ciri-ciri kemampuan fisik
b) tiga macam pilihan karier
c) kemampuan fisik hubungannya dengan cita-cita/karier
2.Laijapen (penilaian jangka pendek)
a) perolehan nilai setiap ulangan harian, b) perolehan hasil tes psikologi dapat terlihat bakat maupun minat serta potensi diri
3. Laijapang (Penilaian jangka panjang)
dapat memprediksi kelulusan , derdasar kemampuan akademis, pengembangan bakat serta minat kelanjutan studi melalui analisis potensi diri dalam hubungan dengan karier
1. Alokasi waktu:
Okt_ Des. 2006 / Januari 2007
2. Sumber belajar :
a) Modul BK kelas III ’03, kelas XII ’04, kelas XII ‘06
b) Kerangka Dasar Kurikulum 2004 dan stndar isi BSNP kaitan dengan Pengembangan Diri
c) Kebijakan dari sekolah/ wakasek kurikulum maupun Tim Pengembang dan Inovasi disekolah
3. Kerjasama:
a). Guru Mata pelajaran
b). Guru Wali kelas
c). Wakasek Kurikulum

Jakarta , Juli 2006


Retno Widajati
NIP 130 888 699





SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tahun Pelajaran 2006 - 2007

Sekolah : SMA Negeri 60 Jakarta Kelas : XII Semester: 6


Sub Tugas Perkembangan: Mencapai kematangan dalam pengambilan keputusan
Bidang Bimbingan Kompetensi
Yang Diharapkan Materi Pelayanan BK Kegiatan Ketera
ngan Layanan Pendukung Penilaian
1 2 3 4 5 6 7

Pribadi :
Pemantapan tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatannya yang kreatif dan produktif

Belajar :
Pemantapan sikap kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif dan efisien serta produktif dengan sumber belajar yang lebih bervariasi dan kaya

Karir :
Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan kariri yang hendak dikembangkan

1. Memiliki keyakinan dan ketaqwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya
1.1. Memiliki pemahaman yang mantap tentang bakat dan minat pribadi serta dapat menyalurkannya melalui berbagai kegiatan yang kreatif dan produktif
2. Menghargai eksistensi dalam berekspresi seni .4. Pengambilan Keputusan

A. Pengambilan Keputusan Melalui Analisis SWOT
Merupakan salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk menelaah tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/karier

S = Streght / Kekuatan
Merupakan potensi pada diri sendiri (kemampuan akademis , kemampuan umum, kemampuan khusus / Bakat)
yang dapat mendukung cita-cita / karier

W = Weekness / Kelemahan
Merupakan kekurangan pada diri sendiri (potensi fisik dan potensi psikis ; malas, tidak termotivasi,dll.)yang kurang menunjang dan dapat menghambat cita-cita / karier

O = Opportunity / Peluang
Merupakan kesempatan yang dapat mendukung cita-cita / karier datangnya cenderung dari luar diri sendiri (dukungan orangtua / keluarga baik secara phisik sosial dan ekonomi)

T = Threats / Ancaman
Merupakan kesempatan yang dapat menghambat cita-cita / karier datangnya cenderung dari luar diri sendiri ( perbedaan pandangan dengan orangtua / keluarga , dll)

Tugas 1 :
Siswa menuliskan dua macam cita-cita / karier dan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang kemungkinan dihadapi

Tugas 2 :
Siswa membuat analisa hubungan antara cita-cita / karier serta peranan lingkungan

B. Meyakini Keputusan
Untuk meyakini suatu keputusan yang ditentukan berdasar analisis SWOT memerlukan emotional spiritual quotient dengan barometer suara hati yang dimiliki.

Tugas 3 :
Siswa mengambil keputusan

Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini, adalah :Kemampuan meyakini keputusan yang telah diambil berdasarkan analisa diri sendiri dan kepercayaan terhadap keagungan Tuhan YME. 1.
Informasi

2. Bimbingan Kelompok

3. Konseling Individu

1. APIN (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)
Non tes:
Format isian:
a) dua macam cita-cita / karier dan Analisis SWOT
b) analisa hubungan cita – cita / karier serta peranan lingkungan
c) Pengambilan keputusan

1. Laijapen (Penilaian jangka pendek)
a) menentukan dua macam pilihan cita-cita / karier
b) hasil hubungan cita-cita/ karier dan peranan lingkungan
c) pengambilan keputusan

2. Laijapang (Penilaian Jangka Panjang)
diterimanya siswa sesuai dengan pilihan yang telah diputuskan
1. Alokasi Waktu : Januari 2007
2. Sumber belajar

a) Buku Modul BK
kelas III ’03, kelas XII ’04, kelas XII ‘06
b) Surat kabar, iklan Perguruan Tinggi, Dunia Kerja, Kursus
* Informasi PT, Dunia kerja Kursus,dll
“High Leaner”
* Internet
3. Kerjasama: Orangtua siswa




Jakarta , Juli 2006




Mengetahui Guru Pembimbing
Kepala SMA Negeri 60 Jakarta



Dra Rachmawati Malik S.H. Retno Widajati
NIP :130 449 533 NIP : 130 888 699

Minggu, 09 Maret 2008

Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja

Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja

Memperoleh kebebasan (mandiri) merupakan suatu tugas bagi remaja. Dengan kemandirian tersebut berarti remaja harus belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Dengan demikian remaja akan berangsur-angsur melepaskan diri dari ketergantungan pada orangtua atau orang dewasa lainnya dalam banyak hal. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat para ahli perkembangan yang menyatakan: "Berbeda dengan kemandirian pada masa anak-anak yang lebih bersifat motorik, seperti berusaha makan sendiri, mandi dan berpakaian sendiri, pada masa remaja kemandirian tersebut lebih bersifat psikologis, seperti membuat keputusan sendiri dan kebebasan berperilaku sesuai dengan keinginannya".

Dalam pencarian identitas diri, remaja cenderung untuk melepaskan diri sendiri sedikit demi sedikit dari ikatan psikis orangtuanya. Remaja mendambakan untuk diperlakukan dan dihargai sebagai orang dewasa. Hal ini dikemukan Erikson(dalam Hurlock,1992) yang menamakan proses tersebut sebagai “proses mencari identitas ego”, atau pencarian diri sendiri. Dalam proses ini remaja ingin mengetahui peranan dan kedudukannya dalam lingkungan, disamping ingin tahu tentang dirinya sendiri.

Kemandirian seorang remaja diperkuat melalui proses sosialisasi yang terjadi antara remaja dan teman sebaya. Hurlock (1991) mengatakan bahwa melalui hubungan dengan teman sebaya, remaja belajar berpikir secara mandiri, mengambil keputusan sendiri, menerima (bahkan dapat juga menolak) pandangan dan nilai yang berasal dari keluarga dan mempelajari pola perilaku yang diterima di dalam kelompoknya. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan angota keluarganya. Ini dilakukan remaja dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok teman sebayanya sehingga tercipta rasa aman. Penerimaan dari kelompok teman sebaya ini merupakan hal yang sangat penting, karena remaja membutuhkan adanya penerimaan dan keyakinan untuk dapat diterima oleh kelompoknya.

Dalam mencapai keinginannya untuk mandiri sering kali remaja mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh masih adanya kebutuhan untuk tetap tergantung pada orang lain. Dalam contoh yang disebutkan diatas, remaja mengalami dilema yang sangat besar antara mengikuti kehendak orangtua atau mengikuti keinginannya sendiri. Jika ia mengikuti kehendak orangtua maka dari segi ekonomi (biaya sekolah) remaja akan terjamin karena orangtua pasti akan membantu sepenuhnya, sebaliknya jika ia tidak mengikuti kemauan orangtua bisa jadi orangtuanya tidak mau membiayai sekolahnya. Situasi yang demikian ini sering dikenal sebagai keadaan yang ambivalensi dan dalam hal ini akan menimbulkan konflik pada diri sendiri remaja. Konflik ini akan mempengaruhi remaja dalam usahanya untuk mandiri, sehingga sering menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Bahkan dalam beberapa kasus tidak jarang remaja menjadi frustrasi dan memendam kemarahan yang mendalam kepada orangtuanya atau orang lain di sekitarnya.Frustrasi dan kemarahan tersebut seringkali diungkapkan dengan perilaku-perilaku yang tidak simpatik terhadap orangtua maupun orang lain dan dapat membahayakan dirinya dan orang lain di sekitarnya. Hal ini tentu saja akan sangat merugikan remaja tersebut karena akan menghambat tercapainya kedewasaan dan kematangan kehidupan psikologisnya. Oleh karena itu, pemahaman orangtua terhadap kebutuhan psikologis remaja untuk mandiri sangat diperlukan dalam upaya mendapatkan titik tengah penyelesaian konflik-konflik yang dihadapi remaja.






Sumber: e-psikologi.com