Selasa, 29 April 2008

Tugas Perkembangan 2

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dan lingkungan.



Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah laku keterampilan, kecakapannya, kemampuannya, daya reaksinya, dan daya penerimaannya.

Jadi belajar adalah sebuah proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.

  1. Teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek–aspek mental. Dengan kata lain, Behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

Teori belajar behavioristik merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons yang menyebabkan siswa mempunyai pengalaman baru. Aplikasinya dalam pembelajaran adalah bahwa guru memiliki kemampuan dalam mengelola hubungan stimulus respons dalam situasi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.

Adapun tokoh-tokoh dalam teori belajar behavioristik:

  1. Edward Lee Thorndike (1874-1949)

2. Burrhus Frederic Skinner (1904- 1990)

3. Ivan Petrovich Pavlov (1849- 1936)

4. Robert Gagne (1916- 2002)

5. Albert Bandura (1925- masih hidup sampai sekarang)

Konsekuensinya teori behavioristik adalah para guru yang menggunakan paradigma behavioristik akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap shingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai

siswa disampaikan secara utuh oleh guru.

  1. Teori Belajar Kognitif

Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Menurut Piaget aspek aspek perkembangan kognitif yaitu

(1) sensory motor;

(2) pre operational;

(3) concrete operational dan

(4) formal operational

  1. Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.

Transfer dalam Belajar yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaratertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.

  1. Teori Belajar Konstruktivisme

Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme, sedangkan teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif. Sama halnya dengan setiap organisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang. Proses tersebut meliputi:

1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori utnuk mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.

2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.

3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi.

4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata). Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.


Buatlah suatu instrumen wawancara atau daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui: motif dan motifasi siswa, potensi bawaan siswa, pengaruh lingkungan belajar siswa, dan keunikan pribadi siswa.

Daftar Pertanyaan:

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-ragu (R), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).

  1. Saya akan giat belajar di rumah meskipun tidak ada PR atau ulangan
  2. Saya senang membaca buku pelajaran sendiri walaupun tidak ada perintah dari guru.
  3. Saya tidak pernah menunda mengerjakan tugas atau PR yang diberikan oleh guru.
  4. Saya akan rajin belajar jika ditemani oleh orang tua.
  5. Suasana belajar yang ramai atau berisik membuat saya tidak bias belajar atau terganggu.
  6. Keadaan kelas yang bersih membuat saya lebih bersemangat dalam belajar.
  7. Saya tidak akan tenang dan tidak bias tidur jika belum selesai mengerjakan tugas atau PR.
  8. Saya lebih menyukai pelajaran exact (berhitung) daripada pelejaran social (menghapal).