Selasa, 25 Maret 2008

Perkembangan Psikologi Remaja dan Identitasnya

Psikologi Perkembangan Remaja


Psikologi perkembangan
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam prosesperkembangannya di mulai darimasa pranatal (dalam kandungan) sanpai dengan masa usia lanjut atau tua.

Perkembangan merupakan sebagai suatu proses yang dilalui oleh setiap individu seumur hidup. Perkembangan tidak berakhir dengan tercapainya kematangan fisik. Perkembangan adalah suatu proses yang berkesinambungan. Perubahan dapat terjadi pada badaniyah yang terjadi sepanjang hidup, mempengaruhi sikap, proses kognitif dan perilaku individu. Jenis maslah yang dihadapi dan yang harus di atasi oleh setiap periode atau fase juga berbeda-beda dan berubah.

Perkembangan Remaja (Adolescence)
Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, masa yang penuh akan kesulitan. Pada masa ini, remaja itu akan ke arah kematangan seksualitasnya, memantapkan identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga dan menghadapi tugas menemukan cara mencari mata pencaharian.
Masa remaja yang merupakan suatu tahap transisi menuju ke status orang dewasa mempunyai beberapa keuntungan. Tahapan transisi akan memberikan remaja itu suatu masa yang lebih panjang untuk mengembangkan berbagai keterampilan srta untuk mempersiapkan masa depan. Akan tetapi, masa itu akan cenderung menimbulkan masa pertentangan (konflik), kebimbangan antara ketergantungan dan kemandirian. Sulit untuk merasakan bahwa remaja tersebut mampu sepenuhnya untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan arti lai9n,jika orang tua selalu memanjakan dengan memberikan dan menyediakan semua fasilitas kebutuhannya, maka remaja tersebut akan mengalami ketergantungan kepada orang tuanya dan sulit untukmenjadi pribadi yang mandiri.

Mencari Identitas
Tugas penting yan harus dihadapi p[ara remajaadalah mengembangakan persepsi identitas dari (sens of individual identity) – untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan “siapa saya ?” dan “kemanakah saya akan pergi?”.
Persepsi identitas para remaja berkembang secara perlahan-lahan melalui berbagai identifikasi masa kanak-kanak. Nilai dan standar moral anak-anak sebagian besar merupakan cerminan dari nilai dan standar orang tua terhadap mereka; perasaan harga diri yang terutama berasal dari pandangan orang tua terhadap mereka. Peralihan para remaja ke dunia sekolah lebih penting, seperti perkataan/pujian dari seorang guru dan orang dewasa lainnya. Hal ini didukung oleh pendapat Erik Erikson yang mengatakan bahwa,”perkembangan psikologi setiap individu bergantuang pada hubungan sosial yang terbentuk pada berbagai masa dalam kehidupan”.
Masalah akan muncul dan bahkan menjadi konflik besar jika, pandangan dan nilai orang tua terhadap remaja sangat bertolak belakang dengan pandangan/nilai dari teman sebayanya, hal ini akan membuat para remaja mengalami “kebingungan peran” (role confusion). Salah satu cara pendekatan terhadap masalah identitas adalah dengan m\encoba berbagai peran dan cara berprilaku. Para ahli percaya bahwa masa remaja sebaiknya merupakan masa bereksperimen peran pada waktu di mana anak muda dapat bereksplorasi dengan ideologi dan minat yang berbeda.
Pencarian identitas para remaja dapat dipecahkan dengan berbagai cara. Bagi beberapa remaja,”krisis identitas” mungkin sama sekali tidak terjai, mereka ini adalah tipe remaja yang menerima nilai-nilai orang tuamereka. Berbeda dengan remaja yang menganut “identitas menyimpang”, yaitu identitas yang bertentangan dengan niali-nilai dalam masyarakat. Dan ada juga remaja yang mungkin melalui masa kebingungan identitas yang lebih panjang dan mengalami kesulitan “menemukan diri mereka”, yang pada akhirnya di dapat setelah melalui berbagai uji coba.


Perkembangan Seksual
Persoalan yang sangat mengganggu para remaja adalah perkembangan seksual. Permulaan masa remaja biasanya ditandai oleh kematangan seksual,dalamarti lain organ-organ seksualnya sudah dapat berfungsi semuanya untuk mengembangkan keturunannya. Tanda pada remaja putri adalah menstruasi yang pertama,diikuti dengan dada dan pinggul membesar. Sedangkan pada remaja laki-laki adalah air maninya sudah cukup matang,diikuti dengan suara membesar,timbul jakun dan otot-otot mulai tumbuh. Perkembangan yang sangat cepat itu menuntut penyesuaian tingkah laku yang cepat juga. Akan tertapi, pada umumnya penyesuaian tingkah laku tidak dapat mengimbangi kecepatan pertumbuhan.oleh karena itu, sering kita jumpai remaja yang tingkah launya serba canggung, tubuhnya sudah besar, tetapi perbuatan dan sifatnya masih seperti anak kecil.


Sumber:
- Rita L. Atkinson, dkk., Pengantar Psikologi, edisi kedelapan, Jakarta: PT. Erlangga, 1983
- Dr, Sarlito Wirawan Sarwono., Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2000